ZOONOSIS
Zoonosis adalah penyakit dan infeksi yang ditularkan secara alami antara hewan vertebrata dan manusia (Soeharsono, 2005). Jadi zoonosis juga disebut penyakit infeksi yang terjadi antara hewan dan manusia. Jenis zoonosis dibagi dua, pertama antropozoonosis yaitu infeksi pada hewan vertebrata yang ditularkan pada manusia. Dan yang kedua adalah zooantroponosis yaitu infeksi pada manusia yang dapat ditularkan pada hewan vertebrata (Anonim,2008).
Ada tiga jenis zoonosis berdasarkan reservoirnya
- Antropozoonosis : penyakit yang dapat secara bebas berkembang di alam di antara hewan liar maupun domestik. Manusia hanya kadang terinfeksi dan akan menjadi titik akhir dari infeksi. Pada jenis ini, manusia tidak dapat menularkan kepada hewan atau manusia lain. Berbagai penyakit yang masuk dalam golongan ini yaitu Rabies, Leptospirosis, tularemia, dan hidatidosis
- Zooantroponosis : zoonosis yang berlangsung secara bebas pada manusia atau merupakan penyakit manusia dan hanya kadang-kadang saja menyerang hewan sebagai titik terakhir. Termasuk dalam golongan ini yaitu tuberkulosis tipe humanus disebabkan oleh Mycobacterium tubercullosis, amebiasis dan difteri.
- Amphixenosis : zoonosis dimana manusia dan hewan sama-sama merupakan reservoir yang cocok untuk agen penyebab penyakit dan infeksi teteap berjalan secara bebas walaupun tanpa keterlibatan grup lain (manusia atau hewan). Contoh: Staphylococcosis, Streptococcosis.
Berikut adalah beberapa penyakit yang termasuk jenis zoonosis, yaitu :
1. ANTRAKS
· Definisi
Antraks adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yang bisa menginfeksi kulit, paru-paru dan saluran pencernaan. Antraks sangat menular dan bisa berakibat fatal.
· Penyebab / Etiologi
Bakteri Bacillus anthracis. Bakteri yang dorman (tidur) dapat bertahan hidup di dalam tanah dan produk hewan (misalnya wol) selama berpuluh-puluh tahun. Infeksi biasanya masuk melalui kulit, tetapi bisa juga berasal dari daging yang tercemar atau karena menghirup spora maupun bakteri. Biasanya menyebar ke manusia dari hewan, terutama sapi, kambing dan domba.
· Gejala
Gejala bisa muncul dalam waktu 12 jam - 5 hari setelah terpapar oleh bakteri. Infeksi kulit berawal sebagai:
- benjolan merah-coklat yang membesar disertai pembengkakan di sekelilingnya.
- Benjolan berubah menjadi lepuhan dan mengeras, kemudian tengahnya pecah dan mengeluarkan cairan bening, lalu membentuk keropeng yang hitam.
- Kelenjar getah bening di daerah yang terkena bisa membengkak
- Penderita merasakan tidak enak badan, kadang ototnya terasa sakit, sakit kepala, demam, mual dan muntah.
Gejala sistemik, diantaranya :
- Antraks pulmoner (penyakit woolsorter)
Gejala ini terjadi akibat menghirup spora dari bakteri antraks.
Spora membelah diri di dalam kelenjar getah bening yang terletak di dekat paru-paru. Kelenjar getah bening kemudian pecah dan berdarah, menyebarkan infeksi ke struktur terdekat di dalam dada. Di dalam paru-paru dan di dalam rongga antara paru-paru dan dinding dada tertimbun cairan yang terinfeksi.
Pada mulanya, gejalanya samar-samar dan menyerupai flu. Tetapi selanjutnya, demam semakin memburuk dan dalam beberapa hari terjadi gangguan pernafasan yang hebat, yang diikuti oleh syok dan koma.
Juga bisa terjadi infeksi otak dan selaputnya (meningoensefalitis).
Meskipun diberikan pengobatan dini, jenis antraks ini hampir selalu berakibat fatal.
- Antraks gastrointestinalis
Gejala ini jarang terjadi. Bakteri dapat tumbuh ke dalam dinding usus dan melepaskan racun yang menyebabkan perdarahan luas dan kematian jaringan. Jika menyebar ke dalam aliran darah, infeksi ini bisa berakibat fatal.
2. SWINE FLU / FLU BABI
· Definisi
Flu Babi atau Swine Flu/Influenza adalah penyakit saluran pernafasan pada babi, yang disebabkan virus influenza jenis A. Virus flu ini menyebabkan kesakitan yang berat pada babi tetapi angka kematiannya rendah. Virus ini (type A H1N1 virus) pertama kali di isolasi dari babi pada tahun 1930.
· Penyebab / Etiologi
Penyebabnya yaitu virus influenza jenis A (type A H1N1 virus). Jika berbagai virus ini menyerang babi, maka virus ini akan mampu membentuk spesien2 virus baru, yang merupakan gabungan virus avian, manusia dan swine. Sampai saat ini sudah berhasil diisolasi sebanyak 4 sub-type A: H1N1, H1N2, H3N2, and H3N1. H1N1 merupakan virus jebis baru yang baru saja ditemukan pada babi.
· Cara Penularan
Virus influenza bisa menular dari babi ke manusia atau sebaliknya. Infeksi pada manusia terjadi terutama jika berada dekat2 babi yang terinfeksi seperti berada dalam kandang babi dll. Infeksi dari manusia ke manusia lain juga bisa terjad, mirip sperti flu manusia, yaitu melalui bersin atau batuk. Bisa juga lewat sentuhan tangan, kemudian tangan tersebut menyentuh mulut atau hidung.
· Gejala
Gejala swine flu pada manusia mirip dengan gejala virus influenza manusia berupa: demam, pegel2, lemes, hilang nafsu makan, dan batuk. Beberapa pasien yang terkena swine flu mengeluhkan pilek, sakit tenggorokan, mual, muntah dan diare.
· Pengobatan dan Pencegahan
Ada 4 macam obat antivirus yang beredar di AS untuk mengobati influenza: amantadine, rimantadine, oseltamivir san zanamivir. Pada umunya virus swine influenza masih mempan dengan obat2 ini. Tetapi hasil isolasi virus swine terbaru dari manusia didapatkan resisten terhadap amantadine dan rimantadine.
Sehingga saat ini obat yang dianjurkan untuk mengobati serta mencegah swine influenza adalah oseltamivir atau zanamivir.
3. CACAR SAPI / COWPOX
· Definisi
Cacar sapi atau cowpox merupakan penyakit kulit ringan pada sapi, yang dahulu sering ditemukan pada sapi perah terutama di Eropa.
· Penyebab / Etiologi
Penyebab dari cacar sapi ini yaitu virus cacar sapi yang termasuk family poxviridae genus Orthopoxviridae.
· Penularan
Sumber penular utama ke manusia adalah sapi, namun diketahui ada hewan lain juga yang dapat menularkan ini karena mereka sebagai induk semang ke dua seperti kucing dan hewan sirkus. Transmisinya melalui kontak langsung saat memerah susu sapi
· Gejala
Masa inkubasinya 4-7 hari
Lesi umum bersifat terbatas hanya pada ibu jari atau jari telunjuk, karena jari ini paling sering digunakan untuk memerah sapi. Kadang ditemukan lesi di dagu dan wajah karena ada luka atau lecet kulit. Lesi berawal dari bentuk papula yang kemudian berkembang menjadi vesikula dan pustule.
· Pencegahan dan Pengobatan
Tidak ada pengobatan spesifik, untuk menghindari penularan cacar sapi ke manusia, maka perlu menghindari kontak langsung dengan hewan tertular.
4. CACAR MONYET / MONKEY POX’
· Definisi
Cacar monyet adalah penyakit viral dengan induk semang asli pada monyet namun dapat menular ke manusia
· Penyebab / Etiologi
Penyebab cacar monyet termasuk dalam family poxviridae genus orthopoxviridae species monkey pox. Sumber penyakitnya adalah monyet Afrika
· Penularan
Pada umumnya penularan dari monyet ke manusia terjadi secara kontak langsung, namun karena ada penyakit yang tidak berhubungan dengan monyet, maka timbul dugaan nyamuk kemungkinan berperan sebagai vector.
· Gejala
Pada manusia, sulit dibedakan dengan cacar manusia / variola. Namun umumnya kebengkakan kelenjar limfe cervicalis dan inguinalis pada cacar monyet lebih besar. Ruam yang terbentuk berawal dari macula, kemudian menjadi papula dan vesikula, dengan penyebaran terutama disekitar wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Pada umumnya mengalami demam, kadang-kadang disertai sakit tenggorokan.
· Pengobatan dan pencegahan
Sama seperti cacar sapi, tidak ada pengobatan spesifik untuk cacar monyet, pengobatan hanya bersifat simptomatik. Untuk mencegah, dapat diimunisasi menggunakan virus vaccinia, yang juga efektif untuk monyet.
5. BORRELIOSIS
· Definisi
Borreliosis adalah penyakit pada hewan dan manusia yang reservoirnya yaitu rodensia liar.
· Penyebab / Etiologi
Penyebabnya yaitu B. recurrentis yang berbentuk spiral.
· Penularan
Penularan dari rodensia liar ke manusia atau anjing dengan cara caplak dan pinjal anjing melalui gigitannya. Dalam tubuh caplak penyebab borreliosis dapat terbawa sampai ke telur caplak yang apabila telur ini menetas, maka hewan tersebut dikatakan telah membawa agen penyebab penyakit ini. Ada laporan meski dalam jumlah keci melalui penularan intra-uterin
· Gejala
Masa inkubasi 1-15 hari, disusul demam selama 3-5 hari yang sering berulang kembali dan berlangsung 2-4 hari yang disertai nyeri kepala hebat, nausea, muntah, diare, kekuning-kuningan selaput lender, dan kadang disertai kemerahan pada kulit. Dapat juga mengakibatkan trombositopenia, dan kadang terjadi gangguan saraf bagian kepala.
· Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan harus diikuti dengan pengendalian vector. Untuk pengobatan, tetrasiklin atau eritromisin secara oral cukup efektif. Penicilin juga efektif jika diberi intra muskuler.
6. CHROMOBACTERIOSIS
· Definisi
Chromobacteriosis merupakan penyakit bacterial yang menyerang hewan dan manusia, erat kaitannya dengan tanah basah dan air. Penyakit ini menyerang primate serta babi di mancanegara
· Penyebab / Etiologi
Bakteri berbentuk batang gram negative yaitu Chromobacterium violiaceum, bersifat fakultatif anaerob.
· Penularan
Penularan melalui kontak pada kulit yang lecet atau terluka atau lewat selaput lender. Dapat terjadi dari satwa primate ke manusia terutama mereka yang mempunyai kontak langsung dengan primate sakit atau mati, seperti petugas kebun binatang, dokter hewan.
· Gejala
Gejala bervariasi, tergantung pada organ tubuh yang terserang. Penyakit dapat bersifat sistemik disertai abses bersifat local. traktus urinarius juga dapat terserang.
· Pengobatan dan Pencegahan
Isolat Chromobacterium violiaceum di Denpasar peka terhadap kanamycin, erythromycin, dan streptomycin.
7. DERMATOPHILLOSIS
· Definisi
Merupakan dermatitis yang berifat kronis dan eksudatif, ditandai dengan terjadinya pembentukan kerak yang disebabkan oleh bakteria Dermatophillus congolensis. Penyakit ini tersebar di daerah tropic Afrika.
· Penyebab / Etiologi
Penyebabnya yaitu Dermatophillus congolensis yang merupaka bakteri gram positif yang dapat ditularkan melalui hewan seperti sapi, kuda, domba, kucing, dan kelinci tertentu serta monyet tertentu dan kadal.
· Penularan
Pada manusia penularan melalui kontak langsung, kelompok yang beresiko tinggi yaitu peternak domba, pencukur bulu domba, petugas rumah potong hewan yang menguliti karkas, dan orang yang tugasnya merawat kuda.
8. ENCHEPALITIS oleh ALPHAVIRUS
· Definisi
Penyakit ini menyerang kuda, dengan sumber pelestari burung dan nyamuk, serta rodensia rawa.
· Penyebab
Penyebabnya yaitu Eastern Equine Encephalitis, Western Equine Encephalitis, dan Venezuelan Equine Encephalitis yang tergolong dalam family Togaviridae
· Penularan
Sumber pelestari virus EEE dan WEE adalah burung dan nyamuk, sementara VEE adalah rodensia rawa, nyamuk dan kelelawar. Kejadian penyakit berkaitan dengan populasi vector. Penularan secara kontak terjadi terbatas, yakni pada tenaga medis veteriner yang melakukan bedah bangkai di lapangan, terutama pemeriksaan kuda pascamati.
· Gejala
Merupakan penyakit arboviral ensefalitis, pada orang dewasa, ditandai dengan demam hingga 11 hari, pusing, tingkat kesadaran menurun, kekakuan leher, sementara pada anak-anak gejalanya lebih parah.
· Pencegahan dan Pengobatan
Vaksin inaktif menggunakan formaldehyde sebagai inaktifan pernah digunakan untuk mengimunisasi kuda terhadap ketiga virus tersebut, serta para pekerja laboratorium, serta untuk virus VEE dilakukan dengan menggunakan vaksin aktif TC-83.
9. FLU BURUNG
· Definisi
Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia.
· Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.
· Penularan
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
· Gejala
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis.
· Pengobatan dan Pencegahan
Penanganan medis maupun pemberian obat dilakukan oleh petugas medis yang berwenang. Obat-obatan yang biasa diberikan adalah penurun panas dan anti virus. Di antara antivirus yang dapat digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari neuramidase (neuramidase inhibitor), antara lain Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir. Masing-masing dari antivirus tersebut memiliki efek samping dan perlu diberikan dalam waktu tertentu sehingga diperlukan opini dokter.
10. PENYAKIT SAPI GILA
· Definisi
Penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encephalopathy/BSE) adalah penyakit yang disebabkan oleh bahan infeksius yang baru dikenal dan disebut PRION. BSE termasuk salah satu penyakit yg tergolong dalam Transmissible Spongiform Encephalopathy (TSE) yaitu penyakit yg menyerang susunan syaraf pusat dengan gejala histopatologik utama adanya degenerasi spongiosus atau terbentuknya lubang-lubang kosong di dalam sel-sel otak, dapat menular kepada manusia dan menyebabkan penyakit yang dalam istilah kedokteran disebut Subacute Spongiform Encephalopathy (SSE). BSE lebih banyak menyerang sapi perah dari pada sapi potong.
· Penyebab
Agent penyebab BSE adalah PRION
· Penularan
Hewan ke Manusia, melalui makanan yang berasal dari hewan (sapi) sakit BSE, material medis & produk hewan seperti: enzim, kapsul, vaksin yang menggunakan biakan sel otak yang berasal dari hewan sakit. Manusia ke Manusia, melalui jalur Iatrogenik seperti transplantasi kornea, penggunaan electrode pada EEG, alat-alat nekropsi terkontaminasi, hormon pituitary dan transfusi.
· Gejala
a. Gangguan Motorik (pergerakan anggota tubuh/kelumpuhan yang terjadi semakin lama semakin berat menimbulkan kematian)
b. Ataksia, tremor, kelemahan, haus dan mengalami kegatalan dengan derajat yang hebat.
c. Sensitif terhadap suara dan sinar
d. Perubahan perilaku
· Pencegahan dan pengobatan
Pencegahan adalah cara terbaik bagi penyakit BSE/PRION, karena hingga kini belum ada obatnya.
11. BRUCELLOSIS
· Definisi
Brucellosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dari genus Brucella. Bakteri ini terutama berlalu antara hewan, dan mereka menyebabkan penyakit pada vertebrata berbeda. Berbagai Brucella spesies mempengaruhi domba, kambing, sapi, kijang, rusa, babi, anjing, dan hewan lainnya. Manusia terinfeksi melalui kontak dengan hewan atau produk hewan yang terkontaminasi dengan bakteri ini. Brucellosis pada manusia dapat menyebabkan berbagai gejala yang mirip dengan flu dan mungkin termasuk demam, berkeringat, sakit kepala, sakit punggung, dan kelemahan fisik. Infeksi berat dari sistem saraf pusat atau selaput jantung mungkin terjadi. Brucellosis juga dapat menyebabkan gejala jangka panjang atau kronis yang mencakup demam berulang, nyeri sendi, dan kelelahan.
· Penyebab
B. canis adalah spesies spesies Brucella yang dapat menginfeksi anjing. Spesies ini kadang-kadang telah ditularkan kepada manusia, tetapi kebanyakan infeksi anjing tidak mengakibatkan penyakit manusia
· Penularan
Manusia umumnya terinfeksi di salah satu dari tiga cara: makan atau minum sesuatu yang terkontaminasi dengan Brucella, menghirup organisme (inhalasi), atau memiliki bakteri memasuki tubuh lewat luka kulit. Cara yang paling umum untuk terinfeksi adalah dengan makan atau minum produk susu yang terkontaminasi. Ketika domba, kambing, sapi, atau unta yang terinfeksi, susu mereka terkontaminasi dengan bakteri. Jika susu tidak dipasteurisasi, bakteri tersebut dapat ditularkan kepada orang-orang yang minum susu atau makan keju membuatnya. Menghirup organisme Brucella bukan rute umum infeksi, tetapi dapat menjadi bahaya yang signifikan bagi masyarakat di pekerjaan tertentu, seperti mereka yang bekerja di laboratorium di mana organisme yang berbudaya. Inhalasi sering bertanggung jawab untuk persentase yang signifikan dari kasus di karyawan rumah pemotongan hewan. Kontaminasi luka kulit mungkin merupakan masalah bagi orang yang bekerja di rumah pemotongan hewan atau tanaman pengepakan daging atau untuk dokter hewan. Hunters dapat terinfeksi melalui luka kulit atau dengan sengaja menelan bakteri setelah dibersihkan rusa, rusa, rusa, atau babi liar yang mereka telah membunuh.
· Gejala
Gejala-gejala ini meliputi:
a. Akut: demam, menggigil, sakit kepala, nyeri pinggang, nyeri sendi, malaise, kadang-kadang diare
b. Sub-akut: malaise, nyeri otot, sakit kepala, sakit leher, demam, berkeringat
Kronis: anoreksia, penurunan berat badan, sakit perut, nyeri sendi, sakit kepala, sakit punggung, kelemahan, lekas marah, insomnia, depresi, sembelit.
Pada individu yang menunjukkan gejala klinis, isolasi bakteriologis mungkin kultur darah mungkin menggunakan.
· Pengobatan dan Pencegahan
Dokter dapat meresepkan antibiotik yang efektif. Biasanya, doksisiklin dan rifampisin digunakan dalam kombinasi selama 6 minggu untuk mencegah reoccuring infeksi. Tergantung pada waktu pengobatan dan tingkat keparahan penyakit, pemulihan dapat memakan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan. Kematian adalah rendah (<2%), dan biasanya dikaitkan dengan endokarditis.
12. SCHISTOSOMIASIS
· Definisi
Schistosomiasis, juga dikenal sebagai bilharzia, adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit. Infeksi Schistosoma mansoni, haematobium S., dan S. japonicum menyebabkan penyakit pada manusia, kurang umum, S. mekongi dan S. intercalatum dapat menyebabkan penyakit. Meskipun cacing yang menyebabkan schistosomiasis tidak ditemukan di Amerika Serikat, lebih dari 200 juta orang terinfeksi di seluruh dunia.
· Penyebab
Air tawar menjadi terkontaminasi oleh telur Schistosoma ketika orang terinfeksi buang air kecil atau buang air besar di dalam air. Telur menetas, dan jika beberapa jenis siput air tawar yang hadir di dalam air, parasit mengembangkan dan berkembang biak di dalam siput.
· Penularan
Infeksi terjadi bila kulit Anda datang dalam kontak dengan air tawar terkontaminasi di mana beberapa jenis siput yang membawa schistosomes hidup.
Air tawar menjadi terkontaminasi oleh telur Schistosoma ketika orang terinfeksi buang air kecil atau buang air besar di dalam air. Telur menetas, dan jika beberapa jenis siput air tawar yang hadir di dalam air, parasit mengembangkan dan berkembang biak di dalam siput. Parasit daun siput dan masuk air di tempat yang dapat bertahan selama sekitar 48 jam. Schistosoma parasit dapat menembus kulit orang-orang yang rendam, berenang, mandi, atau mencuci dalam air yang terkontaminasi. Dalam beberapa minggu, parasit dewasa menjadi cacing dewasa, yang berada di dalam pembuluh darah tubuh mana betina menghasilkan telur. Beberapa telur perjalanan ke kandung kemih atau usus dan diwariskan ke dalam urin atau bangku.
· Gejala
Dalam beberapa hari setelah terinfeksi, Anda dapat mengembangkan ruam atau kulit gatal. Demam, menggigil, batuk, dan nyeri otot dapat dimulai dalam 1-2 bulan infeksi. Kebanyakan orang tidak memiliki gejala pada fase awal infeksi.
Telur perjalanan ke hati, usus atau kandung kemih, menyebabkan peradangan atau jaringan parut. Anak-anak yang terinfeksi berulang kali dapat mengembangkan anemia, kekurangan gizi, dan kesulitan belajar. Setelah bertahun-tahun infeksi, parasit juga dapat merusak hati, usus, paru-paru, dan kandung kemih. Jarang, telur ditemukan di sumsum otak atau tulang belakang dan dapat menyebabkan kejang, kelumpuhan, atau radang sumsum tulang belakang.
Gejala schistosomiasis disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap telur yang dihasilkan oleh cacing, bukan oleh cacing sendiri.
· Pencegahan dan Pengobatan
a. Hindari berenang atau berendam di air tawar bila Anda berada di negara-negara di mana schistosomiasis terjadi. Berenang di laut dan di kolam renang diklorinasi aman.
b. Minum air yang aman.
c. Walaupun schistosomiasis tidak menular dengan menelan terkontaminasi air, jika mulut atau bibir bersentuhan dengan air yang mengandung parasit, Anda bisa menjadi terinfeksi. Karena air datang langsung dari kanal, danau, sungai, sungai, atau mata air mungkin terkontaminasi dengan berbagai organisme menular, anda harus baik air mendidih selama 1 menit atau filter air sebelum diminum. Air mendidih selama minimal 1 menit akan membunuh parasit yang berbahaya, bakteri, atau virus ini. pengobatan yodium saja AKAN TIDAK MENJAMIN bahwa air aman dan bebas dari semua parasit.
d. Mandi air harus dipanaskan selama 5 menit pada 150 ° F. Air diadakan di sebuah tangki penyimpanan selama minimal 48 jam harus aman untuk mandi.
e. Handuk yang ketat pengeringan setelah singkat, air paparan sangat disengaja dapat membantu untuk mencegah parasit Schistosoma dari menembus kulit. Anda TIDAK harus mengandalkan handuk kuat pengeringan untuk mencegah schistosomiasis.
REFERENSI
Monkey Pox. (2008, Januari 28). Retrieved July 11, 2011, from multiply: http://ms32.multiply.com/journal/item/18
Abror, I. (2009, November 11). dokter hewan, otoritas dan zoonosis. Retrieved July 11, 2011, from Hewan untuk Agama, Bangsa, dan Masyarakat: http://imamabror.wordpress.com/page/45/
Didi. (2009, April 24). FLU BABI. Retrieved July 11, 2011, from http://www.drdidispog.com/2009/04/flu-babi.html#ixzz1Oy5gGT1D
Suharsono. (2005). Zoonosis Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Yogyakarta: Kanisius.
http://www.cdc.gov/ncidod/dbmd/diseaseinfo/brucellosis_g.htm
http://www.cdc.gov/parasites/schistosomiasis/